Minggu, 22 Juni 2014

Manusia dan Tanggung Jawab

Secara garis besar, peran dan tanggungjawab manusia dapat dibagi kepada tiga  peran utama. Pertama, Manusia sebagai hamba Allah SWT (hablumminallah). Barometer peran ini adalah Tauhid. Kedua, Manusia sebagai makhluk sosial (hablum minannas). Barometer peran ini adalah sikap  egalitarianisme, tolong menolong, dan toleransi. Ketiga, peran sebagai khalifah fil-ardi yang merupakan pengejawantahan dari peran profetik manusia.
Untuk menjalankan kedua peran di atas bukanlah hal yang mudah. Untuk itu Allah membekali manusia dengan potensi. Dengan bekal potensi itu manusia bersedia menerima amanat tersebut, sehingga memungkinkannya mampu mengemban amanat itu. Lebih jaun lagi, potensi yang dimaksud bukan saja potensi untuk dapat menunaikan amanat tersebut, tetapi potensi yang dapat menunaikan amanat dengan baik dan bertanggungjawab.
Potensi itu diwujudkan melalui pemahaman serta penguasaan terhadap hukum-hukum kebenaran yang terkandung dalam ciptaan-Nya, kemudian menyusun konsep-konsep serta melakukan rekayasa untuk membentuk wujud baru dalam alam kebudayaan untuk kemaslahatan umat manusia.

Peranan dan tanggung jawab manusia kepada Allah SWT
Manusia mempunyai akal dan fikiran untuk dapat membedakan antara haq dan yang bathil. Pertanggung jawaban manusia itu akan dipertanyakan oleh Allah kepada setiap manusia di hari akhir.
Taqwa adalah jalan atau kunci untuk menjadikan hidup kita menjadi lurus dan mempunyai tanggung jawab yang penuh.
Berikut merupakan tanggung jawab manusia kepada Allah SWT :
1. Mengabdikan diri kepada Allah swt dengan beriman dan melakukan amal soleh mengikut syariat yang ditetapakan oleh agama melalui RasulNya.
2. Melaksanakan amanah Allah swt memelihara dan mengawal agama Allah serta ajaran Allah swt seperti FirmanNya; Surah Al Ahzab; 72 (ms. 427).
"Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggung jawab amanah (Kami) kepada langit dan bumi serata gunung-gunung (untuk memikul) maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat meyempurnakannya (kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya) dan (pada ketika itu) manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (ingatlah) sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan." (Surah Al Ahzab: 72)
3. Melaksanakan amar makruf, nahi mungkar, iaitu sebagai khalifah Allah swt bertanggung jawab menyebarkan Islam, meninggikan kalimah Allah swt dan supaya manusia menjadi orang Islam.
Firman Allah swt,: " Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam). Dan menyeru berbuat  kebaik, serta melarang dari kemungkaran (buruk dan keji ). Dan mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya."( Surah Ali imran: 104)
4. Menjaga kesucian agama, dengan menegakkan Islam dengan berdakwah dan melaksanakan syariat Islam  yang telah ditetapkan agama.
5. Bertanggung jawab menjauh dan memelihara diri dan keluarga dari azab neraka .

Peranan dan tanggung jawab manusia kepada makhluk yang lain
Allah memerintahkan manusia untuk saling menyayangi dan berbuat baik satu dengan yang lainya.  Allah mengatur masalah hubungan yang baik sesama manusia.
Hal itu terdapat pada Al quran :
  •  Mendahulukan kepentingan orang lain  (QS 2:177, 59:9),
  •  Berbuat baik adalah merupakan sebaik-baik amalan (QS 3:92, 3:134),
  •  Menyempurnakan takaran dan timbangan, serta tidak merugikan orang lain (QS 7:85, 11:84, 11:85, 17:35, 26:181, dsb) – mengurangi takaran termasuk korupsi kecil-kecilan.
  •  Berinfak atau memberikan sebagian rizki kepada orang lain (QS 2:254, 3:92, 14:31, 32:16, 35:29, 42:38, dsb)
  •  Tolong menolong dan kasih sayang (QS 5:2, 48:29, 24:22, 90:17), dan masih banyak banyak lagi.

Peranan dan tanggung jawab manusia sebagai kholifah dimuka bumi
 Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harusdipertanggung jawabkan dihadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia dimuka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allahdi muka bumi untuk mengelola dan memelihara alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.Manusia menjadi khalifah, berarti manusia memperoleh mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepadamanusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya mengolah danmendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah.
Kekuasaan manusia sebagai khalifah Allah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukumTuhan baik yang tertulis dalam kitab suci (al-qaul), maupun yang tersirat dalamkandungan pada setiap gejala alam semesta (al-kaun).
Seorang wakil yangmelanggar batas ketentuan yang diwakili adalah wakil yang mengingkarikedudukan dan peranannya serta mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya.Oleh karena itu dia diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaankewenangannya dihadapan yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalamsurat fathir : 39.
مَقْتًۭا إِلَّا رَبِّهِمْ عِندَ هُمْ كُفْرُ ينَ ٱلْكَٰفِرِ يَزِيدُ وَلَا كُفْرُهُ فَعَلَيْهِ كَفَرَ فَمَن ٱلْأَرْضِ فِى خَلَٰٓئِفَ جَعَلَكُمْ ٱلَّذِى هُوَ
خَسَارًۭا إِلَّا كُفْرُهُمْ ٱلْكَٰفِرِينَ يَزِيدُ وَلَا
Artinya : “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.
Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat.
Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah).
Yakni dengan mengexploitasi alam dengan sebaik-baiknya dengan adil dan merata dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah, supaya generasi berikutnya dapat melanjutkan exploitasi itu.
Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).
Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangat potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.
Dua peran yang dipegang manusia dimuka bumi, sebagai khalifah dan‘abdun merupakan keterpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup yang sarat dengan kreatifitas dan amaliyah yang selalu berpihak  pada nilai-nilai kebenaran.
Dua sisi tugas dan tanggungjawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila terjadi  ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajat manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti firman Allah
تَقْوِيمٍأَحْسَنِفِي الإنْسَانَ خَلَقْنَا لَقَدْ
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia, dalam bentuk yang sebaik-baiknya." – (QS.95:4)


Sumber :
http://laboratoriumstudial-quran.blogspot.com/2012/03/peran-dan-tanggung-jawab-manusia-dalam.html
http://covalenters.blogspot.com/2012/11/tanggung-jawab-manusia-sebagai-khalifah.html
http://raden-ganis-saputra.blogspot.com/2012/06/tanggung-jawab-manusia-sebagai-hamba.html
http://kasmaji81.wordpress.com/2008/11/07/habluminallah-dan-habluminannas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar